Lembaga Pendidikan Dasar yang berlokasi di Jl. MT. Haryono No. 09 Magetan, atau arah barat dari Pasar Sayur Magetan ini, Sekolah Dasar Islamiyah ( SDI ) menjadikan diri sebagai sekolah dasar berbasis Ahlus-sunnah Wal Jama’ah dengan menerapkan sistem pen-didikan yang seimbang antara pengetahuan umum dan ilmu agama secara praksis.
SDI mempunyai visi “ Generasi Siap Mandiri “ yang mengandung pengertian; mengarahkan seluruh program pendidikannya pada pembentukan generasi yang siap secara lahir dan batin ; dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran kurikulum Diknas secara maksimal 100%, dan pengetahuan Islam berbasis ASWAJA, secara maksimal pula. Dan membentuk kemandirian lahir dan batin; yakni; membekali siswa dengan materi penunjang kemandirian lahiriyah dalam program ekstra kurikuler olahraga dan seni budaya dan ketrampilan, dan materi penunjang kemandirian batiniyah dalam program tambahan teori dan praktek nilai Islam dalam kerangka Aswaja.
Dengan begitu siswa dapat menjadi pribadi yang siap lahir maupun batin, dan berkarakter mandiri
SDI yang berdiri pada 15 Juli 2003 ini telah dua kali mencetak alumnus yang cukup membanggakan, karena rata-rata mereka meneruskan ke jenjang pendidikan yang favorit baik pendidikan formal maupun pondok pesantren ternama, membuat SDI semakin meyakini bahwa program pendidikan yang diterapkan memang urgen untuk diterus kan.
Berawal dari pemikiran yang sederhana, Sekolah yang kini memiliki 14 pendidik dan tenaga kependidikan ini berusaha menjawab keprihatinan akan ancaman berkurangnya pengamal ajaran Islam secara signifikan, karena yang berkembang kemudian adalah pemahaman bahwa nilai agama hanya menjadi bahan olah pikir dan peningkatan wawasan saja tanpa ada penekanan realisasi amaliyah praksis, sehingga amaliyah Islam semakin kering dan tergerus. Maka di SDI dikembangkan praktek agama lebih besar dari porsi teoritisnya, dengan tujuan agar anak didik terbiasa mengamalkan nilai agama tersebut tanpa mempertimbangkan polemik ilmiyah, karena pada tingkat dasar ini memang mereka belum mampu secara maksimal memanfaatkan kekuatan nalar, sehingga model memperbanyak praktek agama ini dapat dijadikan sarana membentuk mentalitas “ suka beramal agama, dan menghindari wilayah khilafiyah “. Sedangkan ekspektasi dari serangkaian program ini adalah agar kelak para siswa menjadi ulama yang intelek dan bukan menjadi intelek yang paham agama, dengan menjadikan kesiapan dan kemandirian batiniyahnya sebagai landasan ber-pikir, bersikap dan berperilaku dalam mengarungi kehidupan faktual di masa yang akan datang, tanpa melupakan kesiapan dan kemandirian lahiriyah, dengan merefleksi pada hadits Nabi saw. “ mencari jalan kesempurnaan akhirat, tanpa melupakan kiprah duniawi “.
Tipe pendidikan model inilah yang sekarang tengah mengalami degradasi tragis, yang mengancam generasi bangsa ini di masa yang akan datang, dan melahirkan pribadi yang skeptis dan fanatisme sektarian, melupakan peran “rahmatan lil ‘alamin “
SD Islamiyah berada di lokasi yang cukup strategis, dilalui kendaraan umum dari segala jurusan, dan juga relatif aman karena lokasinya yang terpisah dari jalan ramai. Fasilitas lain yang tersedia adalah bangunan sekolah permanen berlantai dua, masjid cukup luas, perpustakaan yang representatif, koperasi siswa dan warung serta halaman yang cukup luas.
Pada hari-hari efektif kondisi sekitar cukup padat, mengingat pendidikan yang ada di lingkungan Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama ( PCNU ) Magetan bukan hanya SD Islamiyah, tapi juga PAUD dan TK ” Muslimat” yang jumlah siswa secara kalkulatif tidak kurang dari 250. hal ini cukup membuat suasana kian ramai dan semangat dalam membentuk ” Generasi Siap Mandiri ”.
Program pendidikan : membentuk kesiapan dan kemandirian batiniyah ( Psikis )
Diantara program pendidikan untuk mem-betuk mentalitas siap dan mandiri dari sisi ruhaniyah adalah :
1. Belajar membaca al-Qur’an bagi siswa kelas 1 dan 2 setiap hari dengan sistem “ Nahdliyyah “, selama 30 menit , dan untuk kelas 3 sampai kelas 6 membaca al-Qur’an murottal, dengan target khotam minimal sekali, dan sebagai bukti diterbitkan syahadah khotam dengan berbahasa Arab dan diadakan “khotmul-qur’an “ bersamaan dengan inagurasi.
2 . Menargetkan penguasaan wirid ba’da sholat pada Kelas 3, kemudian Tahli untuk kelas 4, dan Istighotsah bagi siswa kelas 5 serta Mujahadah bagi siswa kelas 6.
3. Tahfidz Surah-surah pendek mulai surah an-Naas sampai surah adh-dhuha, sebagai bekal minimal untuk menjadi imam sholat.
4. Ekskul Kaligrafi, Hadrah, Qiro’ah dan sholat sunnah dluha bergantian per-kelas setiap hari.
5. Mabit ( bermalam ) di sekolah semalam dengan materi utama “ muhasabah dan pemantaban kemandirian batin “ secara periodik, dan mujahadah qiyam lail.
6. Kurikulum ASWAJA yang mengguna kan jam pelajaran pokok mulai kelas 1 s.d 6 dan masuk pada materi ujian sejajar dengan Kurikulum Diknas pada setiap jenjang dan tiap semester.
7. Menargetkan penguasaan baca dan tulis huruf al-Quran yang memenuhi kriteria Kebenaran kaidah Tajwid, fashohatul qiro’ah dan kelancaran.
Membentuk kesiapan dan kemandirian lahiriyah ( fisik )
Selain mengembangkan materi pendidikan untuk membekali kesiapan dan kemandirian ruhaniyah , juga disiapkan sederet materi yang membekali kesiapan dan kemandirian lahiriyah.
Programnya antara lain :
1. Kegiatan out-bond yang diselenggarakan setiap menjelang akhir semester, dengan materi beragam, seperti : hiking, cross country maupun caracter building, yang mengambil lokasi di alam terbuka maupun wahana out bond yang tersedia, seperti di SECATA Magetan.
2. Ektra kurikuler olahraga yang dipusatkan pada hari Sabtu minggu pertama dan kedua dengan model pengembangan diri pada cabang futsal, volly ball, kasti, badminton dan renang.Untuk futsal, tim SDI pernah memasuki perempat final pada turnamen SD se eks-karesidenan Madiun, dan untuk keperluan tersebut, latihan dilangsungkan di lapangan futsal yang hanya berjarak 100 meter dari ” Green Campus ”.Sedangkan basket, secara ber-urutan tim basket putri menyabet kejuaraan di even kecamatan Magetan, sedangkan tempat latihan adalah lapangan basket mini SDI.
Kegiatan futsal dan basket ini dilatih oleh tenaga yang profesional yang didatangkan khusus untuk melatih setiap jadwal latihan.
Sedangkan aktifitas renang dipusatkan di Kolam Renang Manunggal setiap jadwal tersebut, dan ditambah dengan kegiatan pengembangan minat dan bakat di bidang seni, seperti : melukis, drama dan tari.
3. Olahraga beladiri, dan yang dikembangkan adalah beladiri “ Pagar Nusa “ yang menjadi identitas Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, dengan tetap mengacu kepada pencapaian sehat jasmani tanpa memberi ekses lain yang mungkin muncul.
4. Studi Orientas/ anjangsana dengan mengunjungi obyek edukatif yang berada di seputar kota Magetan, seperti Kantor Pos, Bank, Stasiun Radio, PMI, Perpustakaan dan lainnya, dengan sistem observasi emphirik kemudian dituangkan dalam laporan berkelompok, serta menindaklanjutinya dengan analisa ringan sebagai pembekalan mentalitas berpikir obyektif, berargumen rasional dan bertanggungjawab.Program ini dilaksanakan sekali setiap semester pada tingkatan kelas yang berbeda, dalam mengapresiasikannya.
5. Program Guru Tamu, yakni menghadirkan para praktisi, profesional dan para pelaku sosial untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa sehingga siswa dapat ber-interaksi tentang berbagai gambaran profesi dan pengembangan diri di masa mendatang. Diantara mereka yang pernah dihadirkan adalah : penyiar radio RASI Megetan, PMI, Kantor Pos, Kepolisian, PT. Dirgantara Indonesia dan lainnya.
6. Drum-band ” Gita Nawa ” yang meng-adakan latihan setiap hari Kamis, selama satu jam, dan diikuti oleh siswa kelas 4-5, dengan pelatih dari Madiun, sebagai upaya memebentuk karakter yang seimbang, antara kemampuan fikir dan rasa, sehingga menimbulkan kese-larasan, keserasian dan harmonitas diri.
7. Apel setiap pagi, ini menjadi program harian seperti halnya baca al-Qur’an sistem Nahdliyyah, di mana setiap pukul 07.30 semua siswa berbaris di depan sekolah, kemudian mengikuti apel dengan materi utama : pemeriksaan seragam dan kelengkapan sekolah untuk memeriksa kesiapan dan kerapian siswa dalam belajar, taushiyah oleh guru dengan penekanan pada pesan umum agar siswa dapat terus berkimunikasi dan berinteraksi dengan program sekolah, lalu berdo’a bersama mohon kepada Alloh agar dilimpahi ketenangan diri, kejernihan perpikir dan kemudahan menerima pelajaran, serta menjadi anak yang sholih dan sholihah. dan diakhiri dengan “mushofahah” .
Target program
Program-program pendidikan yang diterapkan di SDI pada intinya adalah membentuk karakter siswa yang siap secara lahir dan batin untuk mencapai kemandirian lahir dan batin pula. Dan program-program tersebut masih ditunjang dengan perangkat lain yang dapat mengontrol serta mengarahkannya menjadi program yang tepat sasaran, diantaranya tata tertib sekolah yang melarang siswa untuk membawa telpon seluler selama jam sekolah dengan pengecualian bagi siswa yang jauh dan atas ijin orang tua diperbolehkan, tapi harus dititipkan pada guru, juga larangan untuk keluar area sekolah tanpa alasan yang mendorong siswa untuk konsentrasi kepada proses belajar mengajar, untuk itu kebutuhan jajan, minum dan makanan siang disediakan sekolah, demikian juga dengan peralatan sekolah.
Memang yang ditargetkan dari semua itu adalah “ membentuk tradisi kependidikan “ sehingga seluruh aktifitas selama di sekolah haruslah mencerminkan nuansa pendidikan, seperti sholat dhuhur, untuk kelas 1 dan 2 masih dibimbing oleh guru, tapi untuk kelas 3 ke atas dilaksanakan berjamaah di kelas masing-masing, dengan petugas dari siswa sendiri baik adzan, iqamah maupun imam. Dan guru hanya mengawasi pelaksanaan sholat jamaah dhuhur tersebut.
Sedangkan program lain yang secara berkala diadakan adalah : Mujahadah bersama wali siswa, Achievement Motivation Training, pendam-pingan belajar, kartu kendali sholat dan aktifitas di rumah, buku penghubung sebagai sarana komunikasi dengan orang tua, serta buku kedisiplinan yang mencatat pelanggaran siswa.
Pamungkas